Risiko finansial adalah suatu masalah yang dapat memberikan dampak negatif yang berhubungan dengan aspek keuangan seseorang. Risiko yang berhubungan dengan keuangan memang perlu diwaspadai serta dipahami baik-baik agar Sobat LINE Bank tidak kehilangan aset kekayaan dalam jumlah besar.
Oleh karena itu pada kesempatan ini Sobat LINE Bank akan diajak memahami apa saja risiko finansial yang dapat terjadi. Informasi risikonya secara menyeluruh juga akan dijelaskan agar Sobat LINE Bank bisa melakukan tindakan pencegahan ketika dibutuhkan.
Apa Itu Risiko Finansial?
Seperti namanya, risiko finansial adalah segala masalah yang menyangkut keuangan atau aset kekayaan seseorang. Hal ini disebut risiko karena masalah tersebut dapat mengakibatkan seseorang kehilangan sebagian atau bahkan seluruh aset yang dimilikinya.
Perlu diketahui bahwa risiko keuangan muncul karena berbagai macam penyebab. Kamu bisa membaginya menjadi 2 faktor yaitu eksternal dan internal. Informasi lebih jauh terkait munculnya risiko finansial bisa kamu baca pada poin berikutnya.
Baca Juga: Kecemasan Finansial Melanda? Ini solusinya
Apa Saja Jenis-Jenis Risiko Finansial?
Risiko finansial atau keuangan memiliki jenisnya masing-masing yang bisa dibedakan menjadi 4 yaitu risiko pendapatan, pengeluaran, aset dan investasi hingga kredit dan utang. Informasi lebih jelasnya bisa diperhatikan berikut ini.
1. Risiko Pendapatan
Pendapatan didapatkan ketika kamu bekerja atau membuka suatu usaha. Pendapatan menjadi risiko serius karena kamu tidak selalu bisa mendapatkannya. Apabila kamu terkena PHK maka pendapatan tersebut akan menghilang setiap bulannya.
Contoh lainnya ketika bisnis kamu sedang sepi pembeli maka pendapatan yang seharusnya didapatkan jadi ikut menghilang. Dua keadaan seperti inilah yang disebut sebagai risiko pendapatan. Sebuah risiko bahwa kamu tidak lagi mendapatkan pendapatan tetap karena berbagai masalah yang terjadi dari internal maupun eksternal.
2. Risiko Pengeluaran
Manajemen keuangan yang efektif tentu akan membuat seluruh kebutuhan pokok bisa terpenuhi dengan baik. Namun yang jadi pertanyaannya ialah “Apakah kamu sudah mengaplikasikan pengaturan keuangan tersebut?”
Jika belum maka ada risiko bahwa kamu akan kekurangan uang sehingga akhirnya tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok. Saat ini mungkin kamu merasa semuanya masih cukup dan tidak ada masalah. Tetapi ketika kamu terus melakukan pembelian tanpa melihat prioritas kebutuhannya maka uang yang tersedia dapat habis sewaktu-waktu.
3. Risiko Aset dan Investasi
Ada juga risiko yang perlu ditanggung ketika kamu melakukan investasi. Tidak bisa dimungkiri bahwa investasi tidak hanya mendatangkan keuntungan tetapi juga kerugian. Ketika kamu tidak menggunakan strategi serta melakukan investasi secara sembarangan maka risiko kehilangan modal menjadi sangat besar.
Aset kamu yang tadinya berjumlah Rp10.000.000 dapat menurun menjadi Rp5.000.000 karena nilai saham yang melemah.
4. Risiko Kredit dan Utang
Akses kredit yang makin mudah membuat masyarakat dapat memenuhi berbagai kebutuhan. Namun banyak juga yang akhirnya malah terjerat utang karena pada akhirnya membeli barang bukan lagi untuk kebutuhan melainkan keinginan semata. Hal-hal seperti ini menjadi risiko besar yang harus ditanggung oleh masyarakat.
Apa yang Menyebabkan Risiko Finansial Terjadi?
Sebelumnya dijelaskan bahwa risiko finansial bisa terjadi karena faktor eksternal dan internal. Jadi aset kekayaan yang kamu miliki bisa hilang karena adanya bencana alam, krisis ekonomi, investasi, utang, pendapatan, dan lain sebagainya.
1. Faktor Eksternal
Ada sangat banyak faktor eksternal yang dapat membuat aset kekayaan kamu berkurang. Beberapa contohnya seperti:
- Bencana alam
- Krisis ekonomi
- Kerusuhan masyarakat
- Resesi
- Inflasi
- Perusahaan tempat bekerja mengalami kebangkrutan
- Dan masih banyak lagi
2. Faktor Internal
Jika sebelumnya merupakan kejadian yang berada di luar tanggung jawab maka faktor internal ialah masalah yang timbul sebagai konsekuensi dari perbuatan diri sendiri. Jadi sebenarnya kamu bisa berusaha membuat jumlah aset tidak berkurang namun hal itu tidak dilakukan. Beberapa contohnya seperti:
- Tidak punya penguasaan diri yang baik.
- Kekurangan pengetahuan tentang manajemen keuangan.
- Tidak bisa menabung.
- Tidak melakukan strategi untuk menambahkan jumlah aset.
- Tidak mau mendengarkan nasihat orang yang lebih berpengalaman.
Baca Juga: Jangan Sedih, Ini Keuntungan Jomblo Secara Finansial!
Apa Saja Contoh dari Risiko Finansial?
Bagaimana? Masih bingung tentang risiko finansial? Sebenarnya keberadaan risiko satu ini sedikit banyak pasti sudah pernah kamu alami. Hanya saja kemungkinan besar kamu tidak pernah menyadarinya. Mari ambil contoh 3 kejadian umum dalam masyarakat berikut ini.
1. Kecelakaan
Ketika kamu mengalami kecelakaan maka aset yang ada di rekening bisa ludes untuk membayar biaya rumah sakit. Apalagi jika kecelakaan tersebut mengakibatkan kamu cacat fisik. Tentu kamu tidak lagi bisa bekerja seperti biasanya. Bahkan ada kemungkinan bahwa kamu harus resign dan kehilangan pendapatan maupun uang pensiun.
2. Kebijakan Pemerintah
Risiko finansial juga datang dari adanya perubahan dan pembuatan peraturan pemerintah yang baru. Adanya penambahan pasal baru tentang bisnis bisa jadi membuat kamu merugi banyak. Akhirnya justru bisnis yang sudah lama berkembang kini harus kembali berusaha bangkit dari keterpurukan yang ada.
Bagaimana Cara Mengelola Risiko Finansial?
Kamu memang tidak bisa menghindari risiko finansial yang datang. Tetapi setidaknya kamu tetap bisa melakukan pencegahan-pencegahan di bawah ini untuk meminimalkan dampak kerugiannya.
1. Evaluasi Pengeluaran
Jangan merasa nyaman dengan kebiasaan sering berbelanja atau bersenang-senang. Sah-sah saja kamu melakukannya, namun pikirkan juga apakah uang yang dibutuhkan untuk membayar kebutuhan pokok cukup atau tidak.
Jika sebelum akhir bulan uang selalu habis maka coba evaluasi pengeluaran yang sudah dilakukan. Catat setiap pengeluaran dan periksa apakah uang yang keluar benar-benar dibutuhkan. Jika tidak maka kamu sudah paham bahwa biaya tersebut tidak boleh dikeluarkan lagi dengan mudah.
2. Membuat Perencanaan Finansial
Jika selama ini kamu tidak memiliki perencanaan finansial maka ada baiknya untuk membuat rencana tersebut dari sekarang. Tulis semua pengeluaran pokok seperti kos, air, listrik, internet, asuransi, makanan, dan transportasi. Kemudian sisa persentase uang bisa dialokasikan untuk dana darurat, investasi, serta dana pensiun.
3. Menggunakan Kredit Hanya Saat Terdesak
Bijaklah menggunakan kredit yang kamu punya hanya untuk memenuhi kebutuhan, bukan keinginan. Jika uangnya memang tidak ada untuk membeli barang yang diinginkan maka jangan memaksakannya dengan menggunakan kredit. Tindakan seperti inilah yang akan membuat kamu terjerat utang.
Baca Juga: Ciri-Ciri Merdeka Finansial, Kamu Termasuk?
4. Buat dan Cari Sumber Pendapatan Tambahan
Dapatkan sumber pendapatan tambahan agar aset yang kamu punya terus mengalami peningkatan. Bukan supaya kamu bisa memenuhi keinginan melainkan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik pada masa depan. Kamu bisa mencoba membuka bisnis atau menambah pekerjaan sampingan di toko atau tempat lainnya.
5. Belajar Cara Mengatur Keuangan yang Efektif
Last but not least, teruslah kembangkan pemahaman kamu mengenai cara mengatur keuangan yang efektif. Belajar hal baru tentang manajemen keuangan akan membantu kamu ketika menghadapi masa-masa resesi yang umum terjadi. Jadi kamu tidak kaget lagi ketika menghadapi hal-hal tidak terduga pada waktu mendatang.
Nah ada satu cara efektif supaya keuangan pribadi kamu dapat diatur dengan mudah yaitu dengan menggunakan fitur multi rekening di tabungan LINE Bank. Fitur ini memampukan kamu membagi semua uang ke berbagai pos sehingga tidak ada uang yang terpakai atau tercampur.
Sekarang kamu jadi lebih paham mengenai risiko finansial, bukan? Mulailah melakukan berbagai strategi dan pencegahan untuk mengurangi dampak negatif akibat risiko finansial yang akan terjadi. Jangan sampai kamu menyesal karena acuh tak acuh atau tidak percaya akan keberadaan risiko tersebut.
Percayalah bahwa risiko finansial adalah sesuatu yang perlu dihindari selama kamu punya kesempatan. Jika menurutmu melakukan investasi terlalu berisiko maka pilih instrumen yang memiliki prinsip “Low risk, low return” seperti deposito LINE Bank.
Mengapa harus memilih tabungan deposito LINE Bank? Alasannya karena LINE Bank memiliki suku bunga deposito tinggi daripada rekening tabungan biasanya. Hanya dengan uang Rp1.000.000 Sobat LINE Bank sudah bisa membuka rekening deposito.
Tidak seperti beberapa bank lain, waktu jatuh temponya bisa Sobat LINE Bank atur sesuai keinginan. Sangat praktis, bukan? Kalau begitu segera download aplikasi LINE Bank dan nikmati kemudahan digital banking sekarang!