Pengertian Debit dan Kredit
Dalam dunia akuntansi debit serta kredit adalah salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Keduanya saling berhubungan dan melengkapi. Setiap ada transaksi maka dua hal yang selalu berdampingan ini akan muncul.
Umumnya bagi mayoritas orang yang masih awam. Banyak yang memiliki pengertian dimana kredit adalah sebuah pengurangan sementara debit adalah penambahan. Memang tidak salah pemikiran yang sangat sederhana tersebut. Namun ada pengertian yang lebih tepat terutama di dunia akuntansi.
Debit
Sebagai permulaan akan dibahas sedikit asal kata debit. Debit berasal dari kata debere yang merupakan bahasa latin. Artinya pencatatan akuntansi dimana aset dan biaya mengalami peningkatan. Debit biasanya berada di sisi sebelah kiri dan pertambahan asset bisa berupa penambahan uang, alat hingga hal yang tidak berwujud secara langsung seperti sewa ataupun piutang.
Kredit
Istilah kredit sendiri merupakan pencatatan akuntansi untuk akun hutang dan ekuitas yang mengalami peningkatan. Kredit biasa terletak di sisi kanan dan memiliki nama latin credere. Jika aset maupun beban berada pada posisi kredit maka artinya pengurangan nilai dari akun tersebut.
Begitupun sebaliknya jika akun hutang, akumulasi dan ekuitas berada di posisi debit maka artinya kedua jenis akun ini mengalami penurunan nilai. Tak hanya akun ekuitas maupun hutang saja yang bertambah jika dalam posisi kredit namun juga laba dan penjualan.
Membedakan Debit dan Kredit Dalam Akuntansi
- Debit adalah pencatatan pengurangan nominal uang, sedangkan kredit adalah pencatatan penambahan nominal uang.
- Transaksi debit dapat diartikan sebagai aktivitas menabung di bank, sedangkan kredit adalah aktivitas mengeluarkan uang di bank atau bisa juga meminjam uang di Bank.
- Debit merupakan pencatatan pembukuan tentang pengurangan deposito
Penggunaan Debit dan Kredit Dalam Akuntansi
1. Asset
Pertama ada istilah yang disebut dengan Asset. Asset ini sendiri merupakan harta yang berupa harta lancar dan tidak lancar. Harta lancar merupakan harta yang paling mudah dicairkan atau liquid.
Beberapa akun liquid dalam aset lancar diantaranya ialah kas dan setara kas, piutang usaha, sewa dibayar dimuka dan masih banyak lagi lainnya. Untuk aset tidak lancar ialah mesin, kendaraan dan peralatan kantor. Jadi ketika akun aset ini bertambah maka posisinya akan berada di debit.
2. Expenses (Beban)
Selanjutnya ada istilah expenses. Ini bisa diartikan sebagai beban atau pembelanjaan yang harus dilakukan agar bisnis terus berjalan. Untuk beban atau expenses ini juga ikut bertambah jika didebitkan dan berkurang jika dikreditkan.
3. Liabilitas dan Ekuitas
Selanjutnya ialah akun hutang dan ekuitas, sebagai contoh perusahaan anda telah melakukan pinjaman kepada pihak Bank X sebesar Rp.50.000.000 untuk modal usaha. Dari jurnal diatas diketahui bahwa kas bertambah sebesar Rp.50.000.000 dari pinjaman bank. Hubungan debit kredit ini bisa diumpamakan dengan sebab akibat.
4. Akumulasi
Terakhir yakni bagian dari aset tidak lancar yang bisa bertambah nilainya jika dikreditkan yakni akumulasi. Akumulasi ini nantinya di neraca akan mengurangi nilai dari aset tetap seperti kendaraan dan alat – alat.
Dengan mencatat akumulasi dari kendaraan maupun alat – alat nantinya akan dengan mudah menilai apakah aset tersebut mengalami kerugian atau keuntungan saat dijual.
Dalam sebuah transaksi debit maupun kredit memang tidak terpisahkan. Mengetahui kedua hal ini secara lebih dalam akan sangat membantu untuk melakukan pembukuan. Ini adalah dasar untuk membuat sebuah jurnal.
Jika sedang mengelola sebuah bisnis atau hanya sekedar untuk mengatur keuangan. Pengetahuan semacam ini sangatlah penting. Jika ingin mengelola uangmu dengan cara yang mudah gak pakai repot yuk gunakan fitur multi rekening di LINE Bank!
Kamu bisa membuka 8 rekening dalam 1 akun saja! Yuk mulai #CaraLain menabung agar lebih menyenangkan bersama LINE Bank! Download ya aplikasi LINE Bank melalui AppStore dan PlayStore di sini ya!
Baca juga : Alasan kamu perlu lebih dari satu rekening