Memahami Cara Kerja Investasi

Ada banyak orang yang sudah melakukan investasi tetapi mereka tidak benar-benar mengetahui cara kerja investasi. Sebelum terjun ke dunia investasi, Sobat LINE Bank harus benar-benar memahami apa itu investasi dan cara kerjanya agar dapat meminimalisir risiko yang kemungkinan akan dihadapi.

Pada dasarnya, semua hal yang berhubungan dengan uang adalah sensitif dan tidak dapat dilakukan sembarangan. Investasi sendiri merupakan salah satu hal yang berhubungan erat dengan uang, jadi pastikan kamu memahami cara kerjanya sebelum memutuskan untuk melakukannya. Lantas, bagaimana cara kerja investasi?

Apa Saja yang Harus Dipersiapkan Sebelum Investasi?

Agar dapat memahami cara kerja investasi dengan lebih mudah, kamu harus mengetahui apa saja yang harus dipersiapkan sebelum melakukan investasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dipahami sebelum terjun ke dunia investasi.

1. Memahami Konsep Investasi

Investasi sendiri merupakan istilah yang merujuk pada segala hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan keuangan dan mendapatkan keuntungan pada masa depan, seperti penanaman modal, pembelian saham, deposito, pembelian properti, dan masih banyak lagi. Selain itu, meningkatkan kualitas dan kemampuan diri sendiri juga dapat disebut sebagai investasi, seperti mengikuti seminar, kursus, maupun bootcamp.

Di era digital ini, sudah ada banyak anak muda yang sadar akan pentingnya investasi. Mereka berlomba-lomba menabung dan memasukkan asetnya ke dalam salah satu instrumen investasi pilihannya demi mendapatkan keuntungan pada masa depan. Ada banyak sekali alasan mereka melakukan investasi, seperti dana pensiun, untuk memenuhi kebutuhan pada masa depan, hingga untuk membeli barang tertentu.

Baca Juga: Cari Cuan Tambahan? Ini Rekomendasi Ide Bisnis Online yang Bisa Kamu Coba dan Cara Melakukannya

2. Mempelajari Setiap Instrumen Investasi

Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda. Biasanya, tujuan investasi adalah faktor yang memengaruhi instrumen investasi apa yang cocok digunakan. Berikut ini adalah beberapa instrumen atau jenis investasi yang paling banyak digunakan:

a. Saham

Investasi saham merupakan salah satu instrumen investasi yang paling banyak digunakan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Perusahaan menjual saham mereka untuk mengumpulkan uang guna mendanai operasi bisnisnya. Membeli saham berarti kamu memiliki kepemilikan parsial atas sebuah perusahaan dan bisa mendapatkan keuntungan (atau kerugiannya) yang didapatkan perusahaan tersebut. Beberapa saham juga membayar dividen, yang merupakan pembayaran rutin kecil dari keuntungan perusahaan.

b. Obligasi

Obligasi memungkinkan investor untuk “menjadi bank.” Ketika perusahaan dan negara perlu meningkatkan modal, mereka meminjam uang dari investor dengan menerbitkan utang, yang disebut obligasi. Saat berinvestasi menggunakan obligasi, kamu meminjamkan uang kepada penerbitnya untuk jangka waktu tertentu. Sebagai imbalan atas pinjaman tersebut, penerbit akan membayar kamu dengan tingkat pengembalian tetap serta uang yang awalnya dipinjamkan kepada mereka.

c. Emas

Emas merupakan salah satu instrumen investasi yang paling banyak digunakan sejak dahulu. Nilai emas yang tidak bergantung pada nilai mata uang, membuatnya menjadi instrumen investasi yang paling stabil dan risiko investasi tergolong moderat. Semenjak tahun 2020 hingga 2022, nilai emas sendiri telah meningkat dan sudah banyak dicari oleh orang-orang yang ingin berinvestasi.

d. Properti

Anda juga dapat memilih investasi melalui pembelian properti, seperti rumah, apartemen, ruko, tanah, dan masih banyak lagi. Investasi properti ini memiliki tingkat variasi risiko yang beragam, tergantung pada beberapa faktor, seperti akses ke area tersebut, kemudahan transportasi, tingkat kejahatan, dan lain sebagainya. Orang yang berinvestasi pada properti harus dapat mengurusnya secara langsung agar nilainya tidak turun.

e. Deposito

Secara umum, deposito memiliki cara kerja yang hampir mirip dengan tabungan di mana kamu memasukkan setoran awal dan mendapatkan keuntungan dari suku bunga yang ditetapkan. Bedanya, deposito memiliki suku bunga yang relatif lebih tinggi serta syarat penarikan. Kamu hanya bisa menarik deposito setelah jangka waktu yang telah ditetapkan di awal, biasanya mulai dari 30 hari hingga tahunan. Salah satu deposito yang dapat kamu gunakan adalah Deposito dari LINE Bank yang memiliki suku bunga kompetitif.

f. Reksa Dana

Saat ini, instrumen investasi reksa dana sedang diminati oleh banyak orang terutama anak muda. Untuk bisa berinvestasi reksa dana, kamu tidak perlu menanamkan modal yang terlalu besar dan cara kerjanya pun dinilai cukup mudah. Bahkan, kamu dapat mulai berinvestasi dengan modal hanya Rp100.000 dan akan langsung dikelola di bawah manajer investasi. Hal itulah yang menyebabkan risiko investasi reksa dana cenderung rendah.

3. Menentukan Tujuan Investasi

Tujuan dari investasi akan memengaruhi instrumen apa yang akan digunakan. Sebagai contoh, kamu adalah anak muda yang ingin mengumpulkan dana pensiun. Artinya, investasi tersebut berjangka panjang dan keuntungannya ingin didapatkan di kemudian hari, Instrumen investasi yang cocok digunakan untuk kebutuhan tersebut adalah saham karena makin lama disimpan, maka makin besar pula keuntungannya.

perluas wawasan dan pengetahuan finansial bersama LINE Bank

Baca Juga: Penting! Begini 3 Cara Melaporkan Penipuan Online agar Uang Kamu Kembali

Jenis-jenis Investasi

jenis investasi

Investasi dapat menjadi salah satu cara terbaik untuk bisa mencapai tujuan keuangan kamu. Sebelum melakukan investasi, ada baiknya kamu perlu memahami jenis-jenis investasi berdasarkan jangka waktunya. Perbedaan jangka waktu ini tentunya akan mempengaruhi pada strategi serta instrumen investasinya.

  • Investasi jangka pendek, investasi ini berlangsung dalam jangka waktu kurang dari satu tahun sampai tiga tahun.
  • Investasi jangka menengah, investasi ini tepat bagi kamu yang ingin mempunyai tujuan keuangan antara tiga sampai 10 tahun.
  • Investasi jangka panjang, investasi ini berlangsung dalam rentang waktu lebih dari 10 tahun.

Selain itu kamu juga penting untuk mengetahui produk investasi yang dilihat berdasarkan profil risiko. Hal ini bertujuan supaya kamu tidak terlalu memikirkan jika investasi yang dipilih anjlok atau mengalami kerugian. Berikut ini pilihan instrumen investasi sesuai dengan tingkatan risiko.

1. Risiko Rendah

Risiko rendah adalah kerugian yang akan diberikan oleh instrumen investasi tersebut namun investor masih bisa mentoleransinya. Akan tetapi keuntungan yang diberikan juga tidak besar. Contoh instrumen investasi dengan risiko rendah adalah seperti emas, reksadana pasar uang, dan SBN.

2. Risiko Moderat

Risiko moderat adalah kerugian serta keuntungan yang akan diterima investor yang jumlahnya tidak besar namun tidak kecil. Oleh sebab itu, jenis investasi dengan risiko moderat cocok bagi kamu yang cukup memiliki pengalaman di dunia investasi. Contoh instrumen investasi dengan risiko moderat adalah seperti P2P Lending dan deposito.

3. Risiko Tinggi

Terdapat beberapa instrumen investasi yang dikenal dengan sebutan high risk high return artinya kerugian dan keuntungan yang didapatkan sama-sama tinggi. Dengan kata lain, jika kamu mengalami keuntungan, maka kamu bisa mendapatkan penghasilan sangat banyak.

Begitupun sebaliknya, jika kamu mengalami kerugian, maka kamu akan mengalami bangkrut seketika. Contoh instrumen investasi dengan risiko tinggi adalah seperti saham dan kripto.

Bagaimana Cara Kerja Investasi?

Secara sederhana, cara kerja investasi adalah ketika kamu membeli sesuatu dan menjualnya di kemudian hari ketika harganya telah naik. Keuntungan yang didapatkan dari penjualan tersebut disebut sebagai capital gain. Jadi, untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, kamu harus dapat membaca situasi pasar dan menjualnya pada waktu yang tepat, ketika harganya sedang naik.

Ketika sebuah investasi mengalami kenaikan nilai (di antara waktu membeli dan menjual), hal tersebut juga dapat disebut sebagai apresiasi.

  • Sebuah saham dapat mengalami apresiasi ketika perusahaan tersebut berhasil menciptakan produk yang dapat meningkatkan penjualan dan nilai perusahaan sehingga nilai sahamnya naik di pasar modal.
  • Obligasi dapat mengalami apresiasi ketika bunga tahunan yang dibayarkan lebih tinggi dari harga obligasi baru yang diterbitkan dari penerbit yang sama. Sebagai contoh, perusahaan A membayar bunga tahunan obligasi 5% dan menerbitkan obligasi baru dengan menawarkan bunga 4%.
  • Komoditas seperti emas dapat mengalami apresiasi ketika nilai mata uang di negara tersebut sedang menurun. 
  • Sebuah properti seperti rumah dapat mengalami apresiasi ketika direnovasi, atau lingkungan di mana rumah tersebut berada menjadi lebih mudah diakses, lebih aman, dan peningkatan lingkungan lainnya.

Selain dari capital gain dan apresiasi, kamu juga bisa mendapatkan keuntungan tetap dari dividen yang biasanya ada di instrumen saham. Pastikan saja kamu mempelajari dan memilih instrumen yang tepat agar keuntungan yang didapatkan bisa maksimal.

Baca Juga: Kenali Beragam Jenis-jenis Investasi Biar Makin Cuan

Apabila Sobat LINE Bank tertarik untuk berinvestasi, coba gunakan Deposito LINE Bank yang memilikibunga deposito tinggi agar keuntungan yang didapatkan bisa lebih maksimal. Hanya dengan uang Rp1.000.000 saja, kamu sudah bisa mulai melakukan deposito di LINE Bank. Yuk mulai investasi dengan mengunduh aplikasi LINE Bank sekarang juga!

tetap update sama LINE Bank yuk!
Bagikan ke Temanmu
LINE BANK SEO Admin
LINE BANK SEO Admin
Articles: 322