Hi Sobat LINE Bank,
Tahukah kamu apa itu profil risiko investasi? Jangan salah, ini merupakan salah satu hal yang perlu kamu pahami sebelum terjun menjadi seorang investor ataupun berinvestasi, lho.
Profil risiko investasi adalah suatu indikator atau petunjuk untuk mengetahui tingkat risiko investasi yang bisa ditoleransi atau diterima oleh seorang investor dalam mengalokasikan dananya.
Salah satunya yaitu, risiko mengenai potensi kerugian akibat volatilitas atau naik turunnya nilai instrumen saham di pasar modal.
Jenis-Jenis Profil Risiko Investasi
Adapun berbagai jenis-jenis profil risiko investasi yang dapat kamu identifikasi, antara lain yaitu :
1. Sangat Agresif (Risiko Sangat Tinggi)
Sangat agresif adalah jenis profil risiko seorang investor yang memiliki karakter sangat berani dalam menghadapi risiko investasi tinggi, dengan harapan mendapatkan tingkat keuntungan yang tinggi juga.
Investor tipe ini, biasanya sudah memiliki pengalaman yang cukup banyak dan memiliki kemampuan untuk menganalisa arah pergerakan pasar ke depannya.
Investor dengan profil risiko ini cenderung berinvestasi dalam jangka waktu panjang, rata-rata di atas 5 tahun, dan dapat menerima fluktuasi jangka pendek serta menengah.
Secara umum, tipe investor ini berani untuk menempatkan sekitar 80% dari dana investasinya ke dalam instrumen investasi yang memiliki fluktuasi tinggi, seperti saham, reksa dana saham, dan jenis investasi turunannya (derivatif).
2. Agresif (Risiko Tinggi)
Agresif adalah salah satu jenis karakter investor yang cenderung berani dalam menghadapi risiko investasi tinggi, dengan tujuan mendapat keuntungan dalam jangka waktu panjang.
Maka dari itu, biasanya jenis profil risiko investasi ini memilih instrumen yang bisa menawarkan potensi keuntungan atau return tinggi pula, seperti saham, reksa dana, serta crypto.
Umumnya, investor dengan tipe risiko investasi agresif mempunyai persentase saham dalam portofolio aset yang cukup besar, yakni mencapai 50-60%.
Sementara itu, time horizon atau jangka waktu penanaman modal yang dimiliki tipe agresif lebih panjang dari jenis profil risiko investasi lainnya, yaitu mencapai 5 tahun.
3. Moderat (Risiko Menengah)
Hampir sama seperti agresif, tipe investor moderat juga memiliki karakteristik berani dalam menghadapi risiko, namun cenderung lebih berhati-hati saat memilih instrumen asetnya.
Sikap kehati-hatian profil risiko investasi ini ditunjukkan dengan cara menyeimbangkan antara kerugian dan imbal hasil yang akan didapatkan, sehingga mampu memberikan keuntungan optimal.
Biasanya, jenis instrumen investasi yang dipilih pada tipe moderat berupa obligasi, reksadana campuran dan pendapatan tetap, serta memiliki portofolio aset kombinasi seimbang.
Selain itu, biasanya, tipe investor moderat lebih memilih tipe time horizon investasi dengan jangka waktu antara 1-3 tahun.
4. Balanced (Risiko Menengah Rendah)
Tipe balanced adalah seorang investor yang berhati-hati dalam mengambil risiko, namun juga mencari sedikit peluang terhadap pertumbuhan atas investasi untuk jangka waktu pendek ke menengah.
Berbeda halnya dengan tipe investor agresif dan sangat agresif, tipe investor ini cenderung memilih instrumen pasar uang dan penempatan pada instrument SBN dengan tenor pendek antara 3 – 5 tahun.
Biasanya, tipe investor ini cenderung untuk membagi portofolio investasi dengan menyeimbangkan antara tingkat risiko dan potensi keuntungan yang akan didapat.
Pembagian portofolio yang seimbang dapat dilakukan pada deposito dan SBN, di mana masing-masing penempatan sebesar 40% dari total dana investasi.
5. Konservatif (Risiko Rendah)
Sesuai dengan namanya, tipe investor konservatif lebih memilih jenis instrumen investasi dengan risiko yang rendah, seperti reksa dana pasar uang atau Surat Berharga Negara (SBN).
Pada jenis profil risiko investasi konservatif, investor cenderung lebih mengutamakan portofolionya stabil, biasanya tipe ini akan mencairkan dana ketika aset mengalami penurunan nilai.
Selain itu, persentase aset yang ditunjukkan oleh profil risiko investasi ini lebih dari 50% akan didominasi oleh deposit, lalu obligasi pada posisi kedua.
Sementara itu, ada beberapa investor yang memilih menyimpan aset pada reksa dana atau SBN, namun dengan nilai persentase cukup kecil, sekitar 5-10%.
Biasanya, tipe konservatif didominasi oleh para investor pemula, maka dari itu, mereka baru memilih jangka waktu investasi pendek selama satu tahun.
Cara Cek Profil Risiko Investasi
Nah, setelah mengetahui berbagai jenis profil risiko investasi, apakah kamu sudah bisa menebak tipe mana yang sesuai dengan karaktermu?
Well, sebelum itu, kamu perlu mengecek profil risiko investasi terlebih dahulu. Caranya yaitu, dengan melihat beberapa faktor pendukung, seperti:
1. Berdasarkan Usia
Tahukah kamu, umumnya, seorang investor yang masih memiliki usia muda cenderung mempunyai toleransi tinggi, lho.
Yup, mereka juga memilih time horizon investasi dengan jangka waktu lebih panjang, sekitar 5 tahun atau lebih.
Sementara itu, bagi investor yang usianya telah mendekati masa pensiun, mereka lebih memilih instrumen investasi dengan jangka waktu pendek dan risiko rendah.
Mengapa demikian? Biasanya, hal ini dikarenakan generasi muda menganggap bahwa produk finansial mampu memberikan keuntungan maksimal, sehingga dapat mencapai tujuan keuangan optimal di masa depan.
2. Kenali Kondisi Keuangan
Cara cek profil risiko investasi selanjutnya adalah dengan mengetahui dan mengenali bagaimana kondisi keuangan yang kamu miliki.
Apabila kamu merasa mempunyai kondisi finansial stabil dengan pendapatan cukup besar, maka tak ada salahnya mengalokasikan aset yang mempunyai risiko tinggi, seperti saham.
Namun, jika kamu merasa memiliki kondisi keuangan dengan penghasilan minim, sebaiknya pilih produk dengan risiko rendah serta aman, seperti obligasi dan deposito.
3. Jumlah Tanggungan
Berikutnya, saat seorang investor sudah memiliki tanggungan seperti keluarga, mereka akan lebih memilih produk investasi berisiko rendah.
Berbeda dengan investor yang semisal belum menikah atau tidak memiliki tanggungan, mereka akan berani memilih produk investasi dengan risiko tinggi.
4. Jumlah Pendapatan
Umumnya, semakin tinggi penghasilannya, seorang investor juga akan cenderung memiliki toleransi risiko berinvestasi yang tinggi.
Sebaliknya, apabila pendapatannya semakin rendah, maka dana yang akan disisihkan investor untuk investasi juga lebih sedikit, sehingga mereka cenderung menghindari produk berisiko tinggi.
5. Pengetahuan Investasi
Cara cek profil risiko investasi terakhir adalah dengan memiliki pengetahuan dasar mengenai bagaimana menanamkan modal.
Semakin kamu mengerti dan memahami bermacam jenis investasi, mulai dari potensi keuntungan hingga kerugiannya, maka toleransi risiko investasimu akan semakin tinggi.
Nah itulah pengertian mengenai profil risiko yang wajib kamu ketahui sebelum berinvestasi. Semoga sobat LINE Bank dapat membagi gaji bulanannya dengan baik, sehingga bisa membeli kebutuhan sekaligus menyisihkan uang untuk menabung.
Buat kamu yang ingin nabung deposito, yuk buka tabungan deposito di LINE Bank sekarang. Mulai nabung dengan deposito yang lebih untung, dimulai dari Rp1.000.000 saja, dengan bunga maksimal.
Di LINE Bank, mengelola deposito jadi lebih mudah, cepat, dan memberikan keuntungan yang maksimal. Jangan lewatkan kesempatan ini, download aplikasi LINE Bank dan buka tabungan deposito bunga hingga 7% cuma di LINE Bank sekarang juga!
Jangan sampai ketinggalan juga ya promo menarik LINE Bank untukmu,berikut!
Baca juga : Bagaimana Jika Deposito Tidak Diambil Setelah Jatuh Tempo? Yuk Cari Tahu di Sini