Hi Sobat LINE Bank,
Taukah kamu? kalau portofolio investasi adalah salah satu hal yang penting dimiliki kalau kamu ingin main saham. Dengan punya portofolio yang bagus, kamu bisa memaksimalkan keuntungan sekaligus meminimalkan risiko dalam berinvestasi. Ingin tahu lebih lengkap mengenai portfolio investasi? cekidot~
Apa Itu Portofolio Investasi?
Biasanya kita mengaitkan portofolio dengan kumpulan hasil karya, tulisan, atau dokumentasi pribadi yang memperlihatkan riwayat, kemampuan, serta pengalaman kerja selama ini.
Portofolio dalam dunia saham (investment portfolio) memiliki konsep yang serupa.
Portofolio investasi adalah kumpulan aset dalam bentuk saham, obligasi, reksa dana, ekuitas, komoditas, deposito, uang tunai atau setaranya, bahkan bitcoin yang dimiliki perorangan atau suatu institusi.
Meski begitu, jenis instrumen yang dapat dimasukkan ke portofolio sebetulnya bukan cuma investasi di pasar modal.
Investasi yang bisa diportofoliokan juga mencakup real estate, barang seni, emas, dan bentuk penanaman modal lainnya.
Melihat jenisnya, investasi portofolio dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
- Investasi strategis: pembelian aset karena ada potensi memperoleh income yield, berpotensi naik terus dalam jangka panjang, atau keduanya. Tujuannya adalah untuk menahan aset tersebut dalam waktu yang lama.
- Investasi taktis: aktivitas jual beli aktif dengan harapan mencapai keuntungan jangka pendek.
Apa Tujuan Punya Portofolio Investasi?
Mengutip Investopedia, kumpulan aset dalam portofolio investasi diharapkan bisa menghasilkan return atau keuntungan dalam jangka pendek maupun panjang.
Memiliki portofolio juga bisa mengurangi risiko kerugian saat kamu berinvestasi dengan melakukan diversifikasi.
Dengan diversifikasi kamu akan menaruh uang pada lebih dari satu jenis aset. Semakin banyak dan beragam aset yang kamu miliki, risiko kerugiannya cenderung makin rendah.
Kira-kira begini contohnya:
- Kamu menanam seluruh modal untuk beli satu jenis saham A. Ketika ada unusual market activity atau down trend, pergerakan harga saham A bisa sewaktu-waktu ambruk dan berpotensi merugikan.
- Tanpa cadangan investasi di tempat lain, kamu bisa kehilangan seluruh uang yang sudah ditanam itu.
- Makanya, jika kamu membagi uangmu ke beberapa “pos”, baik itu dibelikan saham yang berbeda atau ditempatkan ke aset di luar saham seperti obligasi, kamu masih punya jaminan “simpanan uang”.
Nah, contoh tersebut adalah bentuk dari manfaat portofolio investasi. Kamu jadi bisa menentukan kira-kira besaran pendapatan dan kerugian berdasarkan kumpulan aset yang telah dimiliki.
Bagaimana Cara Membuat Portofolio Investasi?
Kumpulan aset dalam portofoliomu bisa menghasilkan pertumbuhan jangka panjang yang konsisten.
Dengan kata lain, portofolio idealnya harus bisa memenuhi capital gain, alias keuntungan yang diperoleh di masa depan dari hasil penjualan aset, seperti saham, obligasi, dan properti.
Nah, cara paling mudah untuk membuat portofolio investasi adalah dengan strategi sistematis.
Strategi sistematis adalah membeli dan menahan aset untuk memperoleh keuntungan jangka panjang yang maksimal dengan tingkat risiko sekecil mungkin.
Masih dari Investopedia, berikut adalah cara membuat portofolio investasi dengan menggunakan pendekatan strategis:
1. Tentukan alokasi aset dengan tepat
Pertam kamu perlu tahu lebih dulu kondisi keuanganmu saat ini dan apa tujuanmu berinvestasi.
Beberapa hal yang juga harus dipertimbangkan sebelum membangun portofolio investasi adalah:
- usia kamu saat ini
- berapa banyak waktu yang kamu punya untuk berinvestasi
- jumlah modal untuk berinvestasi, serta
- kebutuhan pendapatan di masa depan
Gambarannya seperti berikut:
- Pegawai fresh grad mungkin masih punya modal yang terbatas sehingga pilihan jenis asetnya juga terbatas. Tetapi, mereka masih bisa menahan aset dalam waktu lama karena kebutuhan untuk return-nya tidak terlalu darurat.
- Sebaliknya, pegawai senior mungkin butuh aset yang bisa cepat menghasilkan return besar karena punya tanggungan keluarga dan sudah siap-siap pensiun.
Nah, setelah memastikan kondisi keuangan dan tujuan berinvestasi, selanjutnya kamu bisa mulai menentukan mau menaruh modal di jenis aset apa saja.
2. Tentukan “gaya” berinvestasimu
Hal kedua yang perlu kamu pertimbangkan adalah kepribadianmu dan seberapa besar toleransimu atas risiko serta kerugian.
Portofolio Agresif
Semua instrumen investasi pasti punya risiko. Namun, yang membedakan adalah tingkatannya.
Secara umum, semakin banyak risiko yang bisa kamu tanggung akan semakin agresif juga portofoliomu.
Dalam artian, isi portofoliomu bisa semakin beragam dengan tingkat risiko yang berbeda-beda pula.
Portofolio Pasif
Sebaliknya, semakin sedikit risiko yang dapat kamu toleransi, makin “kaku” isi portofoliomu. Gaya atau jenis ini disebut investasi pasif.
Tujuannya adalah untuk melindungi nilai asetmu.
Nah, apakah kamu tipe orang yang nekad ambil risiko rugi di depan demi potensi keuntungan yang lebih besar nantinya? Atau kamu justru cenderung ragu-ragu dan overthinking?
3. Mulai isi portofoliomu
Setelah tahu seperti apa strategimu menempatkan modal, sekarang kamu tinggal membaginya di antara kelas aset yang sesuai.
Buat investor pemula, pengelompokan investasi yang paling mendasar adalah ekuitas dan obligasi.
Sementara kalau sudah lebih familier dengan dunia investasi, kamu bisa memecahnya lagi ke jenis-jenis aset lainnya yang punya potensi return and risk berbeda.
Sebagai contoh, kamu bisa membagi porsi ekuitas antara sektor industri dan perusahaan dari kapitalisasi pasar (market cap) yang berbeda.
Sementara untuk saham bisa kamu pecah menjadi saham asing dan domestik. Porsi obligasinya mungkin dipecah antara yang jangka panjang dan pendek. Begitu seterusnya.
4. Timbang bobot portofolio investasimu
Setelah kamu bangun portofolio investasi yang mapan, langkah selanjutnya adalah menimbang dan menyeimbangkannya secara berkala.
Langkah ini penting karena perubahan pergerakan harga pasar dapat menyebabkan bobot modal awalmu berubah.
Untuk menilai alokasi aset aktual portofoliomu, kategorikan investasi secara kuantitatif dan tentukan proporsi nilainya terhadap keseluruhan.
Faktor-faktor yang berubah dari waktu ke waktu antara lain:
- situasi keuangan kamu saat ini
- kebutuhan masa depan
- toleransi risikomu
Jika hal-hal ini berubah, kamu mungkin perlu ganti komposisi portofolio.
Jika toleransi risiko kamu turun (tidak lagi bisa menanggung risiko sebanyak sebelumnya) mungkin bijak untuk mengurangi jumlah ekuitas yang dimiliki.
Atau sebaliknya? Kondisi finansial kamu sekarang ini sudah lebih stabil sehingga juga siap untuk mengambil risiko yang lebih besar.
Jika ya, kamu mungkin bisa menaruh uang di saham berkapitalisasi kecil yang lebih fluktuatif.
Menyeimbangkan portofolio
Untuk menyeimbangkan kembali portofoliomu, tentukan posisi mana yang lebih berat dan kelompok aset mana yang “terlalu kurus”.
Katakanlah kamu memegang 30% dari aset saat ini dalam bentuk ekuitas berkapitalisasi kecil.
Padahal, idealnya alokasi aset kamu hanya sekitar 15% untuk di instrumen itu. Ini artinya porsi aset itu sudah berlebihan.
Rebalancing adalah langkah untuk menentukan berapa banyak dari aset yang perlu kamu kurangi dan alokasikan ke kelas lain.
Nah itu dia mengenai Portofolio Investasi, gimana kamu tertarik mencobanya? Sudah pernah mencoba menabung deposito belum?
Pas banget ni khusus bulan ini, seandainya kamu menabung Rp300.000.000 di Deposito LINE Bank, berapa bunga yang akan kamu dapatkan dalam 7 bulan? Dengan bunga sebesar 7% p.a, menarik bukan?
Buat kamu yang ingin nabung deposito, yuk buka tabungan deposito di LINE Bank sekarang. Mulai nabung dengan deposito yang lebih untung, dimulai dari Rp1.000.000 saja, dengan bunga maksimal.
Di LINE Bank, mengelola deposito jadi lebih mudah, cepat, dan memberikan keuntungan yang maksimal. Jangan lewatkan kesempatan ini, download aplikasi LINE Bank dan buka tabungan deposito bunga 7% cuma di LINE Bank sekarang juga!
Baca juga : Keuntungan Deposito LINE Bank, Ada Bunga Spesial hingga 7%